Home Olahraga Lapangan Ikada, Saksi Proklamasi Hingga Rapat Raksasa 19 September 1945

Lapangan Ikada, Saksi Proklamasi Hingga Rapat Raksasa 19 September 1945

by Salmahda
0 comments 342 views Lapangan Ikada

Lapangan Ikada, yang terletak di pojok timur kawasan Monumen Nasional (Monas) di Jakarta Pusat, merupakan situs bersejarah yang kaya akan peristiwa penting. Dulunya lapangan ini dikenal sebagai Lapangan Gambir.

Saat itu Lapangan Gambir difungsikan menjadi pusat kegiatan olahraga sebelum diubah namanya menjadi Ikada (Ikatan Atletik Djakarta), pada masa pendudukan Jepang tahun 1942.

Lapangan Ikada dulunya dikenal sebagai Buffelsveld pada masa pemerintahan VOC, kemudian berganti nama menjadi Champs de Mars pada 1809 di bawah pemerintahan Daendels. 

Di sekitarnya, terdapat berbagai lapangan sepak bola yang dimiliki oleh klub-klub era 1940-1950-an, serta lapangan hoki dan pacuan kuda untuk kavaleri militer.

Oleh penduduk lokal, lapangan ini digunakan untuk berbagai kegiatan termasuk Pasar Gambir sejak 1921. Di era Hindia-Belanda, lapangan ini juga digunakan untuk kegiatan olahraga seperti atletik dan sepak bola.

Selain itu, Lapangan Ikada pernah menjadi tempat latihan dan pertandingan bagi Timnas Indonesia sebelum adanya Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) yang selesai dibangun untuk Asian Games IV tahun 1962. Stadion Ikada sendiri dibangun di sebelah selatan lapangan pada acara Pekan Olahraga Nasional (PON) kedua pada tahun 1952.

Sempat Menjadi Pilihan Tempat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945

Lapangan Ikada menjadi saksi dari momen bersejarah ketika Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta menyatakan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda pada tanggal 17 Agustus 1945.

Detik-detik menuju Proklamasi Kemerdekaan Indonesia merupakan saat yang sangat tegang. Baik golongan tua maupun muda bergabung dalam menyusun naskah Proklamasi, yang berlangsung hingga larut malam. 

Meskipun naskah telah rampung, rencana untuk mengumumkan Proklamasi di Lapangan Ikada, yang dianggap layak untuk menampung massa yang ingin menyaksikan momen bersejarah tersebut, akhirnya dibatalkan. Alasannya adalah keamanan karena pihak Jepang telah mengetahui rencana tersebut.

Sebagai gantinya, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia kemudian diumumkan secara mendadak di halaman rumah Bung Karno di Jalan Pegangsaan Timur 56. Pilihan lokasi ini terutama didasarkan pada keamanan. Karena informasi Proklamasi telah sampai ke pihak Jepang. 

Meski demikian, tidak semua pejuang kemerdekaan dapat hadir pada momen bersejarah tersebut, karena beberapa di antaranya, seperti Soekarni, Chairul Saleh, Soebarjo, dan B.M. Diah, tidak dapat menghadiri peristiwa tersebut.

Lapangan Ikada, Saksi Rapat Raksasa 19 September 1945

Lapangan Ikada

Suasana Rapat Raksasa 19 September 1945 di Lapangan Ikada | Foto Arsip Kompas

Pada tanggal 19 September 1945, Lapangan Ikada menjadi saksi dari peristiwa penting yang dikenal sebagai Rapat Raksasa. Di mana untuk pertama kalinya terjadi pertemuan antara rakyat Indonesia dan pemerintah yang diwakili oleh Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta dan sejumlah menteri. 

Meskipun pertemuan tersebut singkat, namun Rapat Raksasa di Lapangan Ikada memiliki dampak yang signifikan dalam mempergerakkan perjuangan revolusi pada awal kemerdekaan Indonesia, khususnya di ibu kota.

Rapat Raksasa di Lapangan Ikada diprakarsai oleh para pemuda yang tergabung dalam Komite Van Aksi yang berbasis di Jalan Menteng 31, Jakarta. Mereka yang merupakan motor utama di balik berbagai gerakan pemuda di Jakarta, berhasil meyakinkan para pemimpin negara untuk mengadakan rapat raksasa meskipun dengan berbagai kemungkinan risiko.

Risiko yang berada di depan mata yaitu kemarahan pihak Jepang yang dapat mengganggu perjuangan kemerdekaan Indonesia. Melalui perjuangan Komite Van Aksi, rapat raksasa tersebut akhirnya disetujui untuk diselenggarakan.

Peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia diikuti oleh serangkaian bentrokan antara pemuda Indonesia dan penguasa militer Jepang yang masih berkuasa. Para pemuda mulai merasa cemas ketika mendengar rencana pihak Sekutu untuk mendirikan markas besar di Jakarta. 

Kekhawatiran ini semakin memuncak karena belum adanya perubahan nyata di Indonesia meskipun telah sebulan sejak proklamasi. Oleh karena itu, pemuda dari Komite Van Aksi mengambil langkah mengadakan Rapat Raksasa di Lapangan Ikada.

Pidato singkat yang disampaikan oleh Soekarno pada rapat tersebut menegaskan komitmen untuk mempertahankan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Setelah mendengar pidato, rakyat membubarkan diri dengan tertib, namun kesan dan pesan dari rapat raksasa tersebut tetap membekas dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga:

Panduan Olahraga untuk Orang Obesitas: 8 Tips dan Latihan untuk Memulai

You may also like

Leave a Comment

Kami adalah sumber informasi terkini dan terpercaya dalam dunia olahraga berbahasa Indonesia. Dengan fokus pada berita seputar Sepakbola Lokal Indonesia, Sepakbola Internasional, Voli, Sportainment, Futsal, dan berbagai cabang olahraga lainnya.