Table of Contents
Totalsports.id – Lari merupakan salah satu olahraga yang murah dan mudah serta memiliki segudang manfaat untuk kesehatan. Mulai dari meningkatkan kebugaran kardiovaskular, memperkuat otot dan tulang hingga menjaga kesehatan mental.
Namun, dibalik manfaatnya, lari juga menyimpan potensi risiko cedera, terutama bagi pelari pemula atau mereka yang kurang memperhatikan teknik dan persiapan yang tepat.
Cedera akibat lari dapat berupa nyeri ringan hingga kondisi yang lebih serius yang dapat mengganggu kenyamanan dan bahkan menghentikan aktivitas berlari.
Berikut beberapa kemungkinan cedera atau nyeri yang umum dialami saat berlari atau setelahnya
1. Shin Splints
Nyeri tajam di sepanjang tulang kering yang diakibatkan peradangan pada otot dan jaringan di sekitarnya. Biasanya muncul setelah berlari di permukaan keras atau meningkatkan intensitas latihan secara tiba-tiba.
2. Plantaris Fasciitis
Rasa nyeri di tumit dan lengkungan kaki akibat peradangan pada jaringan ikat yang menopang lengkungan kaki. Sering diperparah dengan berdiri lama atau berlari di medan yang tidak rata.
3. Tendonitis Achilles
Peradangan pada tendon Achilles, tendon yang menghubungkan otot betis ke tulang tumit. Nyeri biasanya terasa di bagian belakang tumit dan menjalar ke atas betis, terutama saat mengangkat tumit.
4. Fraktur Stres
Retak kecil pada tulang akibat tekanan berulang saat berlari. Gejalanya berupa nyeri kuat yang muncul saat berlari dan mereda saat istirahat.
5. Keseleo Pergelangan Kaki
Peregangan atau robeknya ligamen di pergelangan kaki akibat terpelintir atau jatuh. Nyeri, bengkak, dan memar adalah gejala yang khas.
Mencegah Cedera Saat Lari
Meskipun cedera tidak dapat dihindari sepenuhnya, namun ada beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir risikonya:
- Pemanasan dan Pendinginan. Lakukan pemanasan selama 5-10 menit sebelum berlari dan pendinginan dengan peregangan selama 10-15 menit setelahnya.
- Sepatu yang Tepat. Pilihlah sepatu lari yang sesuai dengan jenis kaki dan medan yang akan dilalui. Pastikan sepatu memiliki bantalan dan sol yang memadai.
- Meningkatkan Intensitas Secara Bertahap. Jangan terburu-buru meningkatkan jarak dan kecepatan lari. Lakukan secara bertahap untuk memberikan waktu bagi tubuh untuk beradaptasi.
- Istirahat yang Cukup. Berikan tubuh waktu untuk pulih setelah berlari. Istirahatlah minimal 24-48 jam sebelum berlari kembali dengan intensitas yang sama.
- Dengarkan Tubuh. Perhatikan tanda-tanda nyeri atau kelelahan. Jika terasa sakit, hentikan aktivitas dan istirahat.
Lari dapat menjadi aktivitas yang menyenangkan dan bermanfaat bagi kesehatan. Dengan memahami potensi cedera dan menerapkan langkah-langkah pencegahan, kamu bisa memaksimalkan manfaat lari dan meminimalisir risiko cedera.
Konsultasikan dengan dokter jika kamu mengalami nyeri atau cedera yang mengganggu. Jangan ragu untuk mencari saran dari pelatih lari profesional untuk mendapatkan panduan yang tepat.
Baca Juga:
Lari Sebagai Meditasi: 4 Tips Untuk Memulai