Table of Contents
Thomas Cup, sebuah gelar yang membawa kebanggaan bagi setiap negara yang berhasil memenangkannya. Sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 1948-1949, turnamen ini telah menjadi panggung bagi ketangguhan atlet bulu tangkis dari berbagai belahan dunia.
Namun, di balik gemerlapnya panggung kejuaraan, terdapat cerita panjang dan berliku tentang bagaimana kejuaraan dunia ini menjadi bagian integral dalam sejarah olahraga bulu tangkis internasional.
Sejarah Thomas Cup
Piala ini diberi nama sesuai dengan pendiri dan presiden pertama Federasi Bulu Tangkis Internasional (IBF), Sir George Alan Thomas, seorang tokoh yang mempersembahkan prestasi luar biasa di dunia bulu tangkis.
Ide untuk menggelar kejuaraan beregu pertama kali diusulkan oleh Thomas pada tahun 1939, hanya lima tahun setelah terbentuknya IBF. Namun, rencana tersebut tertunda akibat pecahnya Perang Dunia II.
Setelah perang berakhir, pada tahun 1946, rapat dewan IBF memutuskan untuk mewujudkan ide Thomas dengan menggelar kejuaraan beregu pada tahun 1948-1949.
Edisi perdana Piala Thomas ini diadakan di Preston, Inggris, dengan format pertandingan yang menampilkan tiga tim utama pada waktu itu: Malaysia, Amerika Serikat dan Denmark.
Malaysia yang saat itu masih dikenal sebagai Malaya, meraih kemenangan gemilang dengan mengalahkan Amerika Serikat pada babak pertama dan kemudian menaklukkan Denmark di pertandingan final dengan skor 8-1.
Trofi Piala Thomas sendiri merupakan simbol kejayaan dan kebanggaan dalam dunia bulu tangkis. Dibuat oleh Atkin Bros dari London, trofi ini terbuat dari perak dan memiliki tinggi sekitar 71 cm.
Desainnya yang elegan menggambarkan sosok seorang pemain bulu tangkis di bagian atas cangkir, mencerminkan keindahan dan keagungan olahraga ini.
Prestasi Indonesia dalam Sejarah Thomas Cup
Indonesia sebagai salah satu kekuatan besar dalam dunia bulu tangkis telah menorehkan sejarah gemilang di ajang Thomas Cup. Sejak kali pertama mengangkat trofi pada tahun 1958, Indonesia telah menjadi negara yang menebarkan ketakutan di kancah internasional dengan total 14 kali kemenangan.
Prestasi paling gemilang yang diusung oleh Indonesia terjadi pada rentang waktu antara tahun 1994 hingga 2002, ketika mereka meraih gelar selama lima kali berturut-turut.
Rekor ini merupakan yang pertama dalam sejarah turnamen Thomas Cup, menandai dominasi Indonesia dalam dunia bulu tangkis beregu putra.
Pada tahun 2020, setelah menjalani puasa gelar selama hampir 19 tahun, Indonesia berhasil memboyong kembali trofi Thomas Cup ke Tanah Air usai mengalahkan China.
Dengan para pemain bintang seperti Rudy Hartono, Taufik Hidayat hingga Hendra Setiawan, Indonesia terus menjadi kekuatan yang harus diwaspadai di setiap edisi Thomas Cup.
Daftar Prestasi Indonesia di Thomas Cup
Indonesia mendapatkan gelar Thomas Cup sebanyak 14 kali:
– 1958
– 1961
– 1964
– 1970
– 1973
– 1976
– 1979
– 1984
– 1994
– 1996
– 1998
– 2000
– 2002
– 2020
Daftar Prestasi Negara-negara dalam Piala Thomas:
- Indonesia: 14 gelar (1958, 1961, 1964, 1970, 1973, 1976, 1979, 1984, 1994, 1996, 1998, 2000, 2002, 2020)
- China: 11 gelar (1982, 1986, 1988, 1990, 2004, 2006, 2008, 2010, 2012, 2018, 2024)
- Malaysia: 5 gelar (1949, 1952, 1955, 1967, 1992)
- Jepang: 1 gelar (2014)
- Denmark: 1 gelar (2016)
- India: 1 gelar (2022)
Sebagai negara dengan tradisi bulu tangkis yang kuat dan banyak penggemar setia, prestasi Indonesia dalam Thomas Cup telah menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk mengejar mimpi dan mencapai puncak prestasi dalam olahraga bulu tangkis.
Baca Juga:
Marcus Gideon Resmi Pensiun dari Bulutangkis, Bagaimana Nasib Kevin Sanjaya?