Table of Contents
Totalsports.id – Tren buruk PSIS Semarang terus berlanjut saat berlaga pada lanjutan kompetisi Liga 1 2024/2025 seusai FIFA Matchday.
Tim Mahesa Jenar memperpanjang rekor tak pernah menang seusai ditekuk Persija Jakarta di Stadion Mochammad Soebroto Magelang, Kamis (17/10/2024).
Padahal, pertandingan itu sejatinya bisa menjadi penanda baik bagi Alfeandra Dewangga dkk untuk segera bangkit dari keterpurukan di kompetisi.
Namun, tim tuan rumah justru harus bermain dengan 10 orang selepas Adi Satryo diusir lewat kartu merah usai menerjang Gustavo Almeida pada menit 20.
Eksekusi set piece Maciej Gajos menit 24 lantas membuka kerumitan situasi yang dihadapi PSIS pada 66 menit tersisa pertandingan.
Upaya mengejar ketertinggalan membuat tensi laga semakin tinggi. Lagi-lagi, pemain tuan rumah berkurang satu lagi karena kartu merah langsung pada menit 86.
Tekel Roger Bonet Badia terhadap Resky Fandi awalnya diganjar kartu kuning. Tapi, Erfan Efendi selaku wasit mengganti menjadi kartu merah setelah me-review foul dari VAR.
Persija kemudian memastikan laga kontra PSIS dengan 3 poin melalui gol shooting keras Rayhan Hannan pada menit 88. Skor 2-0 untuk kemenangan tim Macan Kemayoran.
Baca Juga : Persebaya Teratas, Striker Madura United On Fire
Situasi PSIS Rumit
Yang jelas, kekalahan dari Persija membuat tim Mahesa Jenar berada dalam situasi semakin rumit. Posisi mereka semakin merosot ke papan bawah dengan 7 angka saja.
Tak cuma itu, PSIS juga mengalami 5 laga tanpa poin penuh. Septian David Maulana dkk terakhir merasakan kemenangan 1-0 atas PSBS Biak (23/8/2024) lalu.
“Lima pertandingan tanpa kemenangan jelas sulit diterima. Tidak mudah bermain dengan kekurangan 2 pemain karena kartu merah,” ujar pelatih PSIS, Gilbert Agius dalam press conferrence.
Dalam periode itu, tim asal ibukota Jawa Tengah itu hanya meraih 1 angka saja. Sedangkan 4 laga lainnya kalah, 2 diantaranya di kandang sendiri.
Tanggung Jawab Pelatih
Gilbert Agius pun menegaskan sikapnya usai kekalahan itu. Dia enggan mencari kambing hitam apapun atas tren buruk PSIS dalam 5 laga terakhir.
“Ini adalah tanggung jawab saya, sebagai pelatih. Ini kekalahan kami sebagai tim, jadi tidak fair (adil) jika hanya menilai performa satu dua pemain,” beber pelatih kebangsaan Malta tersebut.
Gilbert juga menyadari bahwa posisinya sebagai head coach pasti akan mendapatkan tekanan besar. Bahkan, pengakhiran kerja sama menjadi opsi terbuka.
“Setiap pekerjaan pasti ada tekanan. Bahkan tim yang ada di posisi pertama pun, pasti ada tekanan. Saya pastikan disini untuk bantu tim, dengan resiko keputusan apapun,” tandas Gilbert menjawab pertanyaan Totalsports.
Baca Juga : 5 Tim Berganti Pelatih, PSS Sleman Paling Sat Set